“
Bio Gas Solusi LPG Naik”
Seperti
yang kita ketahui,masalah yang sedang terjadi di Indonesia sangatlah banyak.
Antara lain harga LPG yang meningkat signifikan (Rp. 76000,- menjadi Rp.
95000,- di pasaran) Sedangkan hampir 100% masyarakat Indoneia menggunakan LPG
untuk berbagai keperluan. Sehingga mau tidak mau harus menerima harga LPG yang
baru. Seperti halnya BBM,harga naik semua pengguna mau tidak mau harus
menerimanya.
Kalau
kita analisa sebetulnya kita memang ketergantungan terhadap sumber api yang
dihasilkan dari kompor. Alternatif penggunaan kompor listrik dan kompor batu
bara dinilai kurang efisien dn kurang ekonomis. Alternatif penggunaa biogas
sebagai pengganti LPG,bisa dijadikan jalan keluar terhadap ketergantungan LPG.
Biogas
adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara
lain sebagai berikut : ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ±
2 % N2, O2, H2, & H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala
besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat
dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber
energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda.
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan 0,46kg
LPG/0,62lt minyak tanah.
Reaktor
biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku
kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian.
Negara Indonesia Mulai diperkenalkan pada tahun
1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan
dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan
biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih
relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang
diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa
konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah
dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi
sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga
yang relatif murah. Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar
khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan
pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses
produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung
dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi
pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat
cukup banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta
ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak
sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari. Di samping itu
pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai
nilai ekonomis yang tidak kecil pula.
Langkah membuat biogas sangatlah mudah,bisa dilakukan oleh semua kalangan.
Pertama buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1:1. Kemudian
campuran tersebut didiamkan dalam wadah plastik selama 10hari. Pada skala besar
pendiaman/fermentasi dilakukan dalam sebuah reaktor,sehingga suhu,tekanan
udara,dan kelembapan lebih terjaga. Setelah 10 hari wadah akan nampak
mengembung dan mengeras,hal ini membuktikan terbentukgas di dalam reaktor. Gas
yang terbentuk ini bisa langsung digunakan tanpa perlu perlakuan khusus
terlebih dahulu. Biasanya pada skala kecil wadah fermentasi biogas langsung
disambung selang yang menyambun langsung ke kompor. Sedangkan pada skala
besar,biogas dari reaktor pada outlet reaktor diteruskan ke tabung LPG kosong
melalui selang. Sehingga gas langsung masuk ke LPG.
Didaerah Semarang biogas sudah diterapkan di tandang dengan menggunakan
limbah tahu. Limbah tahu yang dihasilkan berbentuk cair. Limbah ini kemudian
diendapkan,baru kemudian ditambah bakteri khusus yang mampu mengurai komponen
dalam limbah menjadi gas. Kemudian dari wadah fermentasi biogas langsung
disambung selang ke sebuah tabung dalam keadaan vaccum.baru kenmudian dari
wadah vacum ini langsung disambung selangke masing-masing rumah. Satu industri
tahu skala rumah tangga mampu menghasilkan lebih dari 100lt limbah tahu/hari.
Dan mampu membentuk biogas yang mampu mencukupi kebutuhan 40 rumah/hari.
Sedangkan limbah padat dari fermentasi biogas bisa langsung digunakan sebagai
pupuk. Sedangkan di daerah Tandang terdapat lebih dari 30 industri tahu. Namun
hal ini tidak berjalan secara continue. Disebabkan munculnya rasa takut dari
penduduk apabila terjadi ledakan pada tabung biogas. Sehingga bisa
menghancurkan satu kampung seketika. Selain itu di daerah dekat tabung sering
muncul bau tidak sedap(bocornya biogas) sehingga penduduk merasa kurang nyaman.
Hal ini menunjukan bahwa pemerintah setempat kurang mendukung dengan ide
biogas. Selain biogas dari limbah
tahu,di daerah Brotojoyo Semarang juga terdapat industri biogas dari hasil
sepitanc dari MCK setempat.
Nyala api dengan bio gas dan dengan LPG tidak berbeda,dan juga tidak
menimbulka bau. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita mampu swasembada
kebutuhan gas tanpa ketergantungan dari LPG. Karena biogas juga dapat dibuat
dari sepitanc rumah tangga juga. Namun mengapa sudah tau mampu,kenapa belum ada
yang menjalankan?